Pembatasan Mobilisasi Akan Tetap Dijalankan Ditengah Covid19

Pemerintahan Indonesia bakal memutuskan apa bakal meneruskan limitasi Covid-19 atau tidak. Karena kasus di wilayah terus naik karena variasi Delta yang mematikan. Tetapi saat ini kasus menurun di beberapa wilayah kota termasuk di ibu kota Jakarta. Pekan sebelumnya di ibu kota Jakarta kasus varian delta meningkat secara pesat sekali. Tidak heran menjadi salah satu negara Asia dengan penyebaran virus covid19 terbesar.

Limitasi Dalam Mobilisasi Masyarakat Tetap Dijalankan Guna Memerangi Covid19

Presiden Joko Widodo bakal mengevaluasi keadaan di hari Senin dan putuskan apa limitasi perlu diteruskan atau negara bisa dibuka dengan bertahap. Data kementerian kesehatan belakangan ini memperlihatkan infeksi sudah turun di Jakarta, sementara banyak daerah regional alami kenaikan kasus.

Jakarta sudah melihat kenaikan yang merusak dalam kasus Covid-19 dalam beberapa pekan terakhir. Mekanisme perawatan kesehatan kota didorong ke pinggir jurang: banyak pasien dirawat pada tempat parkir tempat tinggal sakit dan beberapa orang dipaksakan berebutan suplai oksigen, memacu amarah dan amarah nasional.

Limitasi yang kurangi mobilisasi pertama kalinya diterapkan di nusa Jawa dan Bali di awal Juli. Tetapi, wilayah lain selanjutnya dikenakan limitasi seperti kasus naik.

Pada 12 Juli, Jakarta menulis 14.619 infeksi, tapi pada 5 Agustus, angka tersebut turun jadi 2.311, karena tingkat tempat tinggal tempat tidur keseluruhannya di tempat tinggal sakit kota turun dari 90 % jadi 39 %.

Tanda yang lebih baik bisa mengakibatkan mal dan restaurant dibuka lagi di Jakarta dengan kemampuan terbatas, berdasar laporan The Straits Times.

Sementara limitasi bisa dilonggarkan di Jakarta, Presiden Widodo di hari Sabtu menyaratkan jika kenaikan kasus di sejumlah sisi Sumatera, Kalimantan dan Papua kemungkinan membutuhkan perlakuan yang lebih ketat.

“Saat kasusnya fantastis, mobilisasi orang perlu dibendung,” ucapnya.

Wilayah dengan mekanisme perawatan kesehatan yang jelek sudah mendapatkan penekanan fantastis karena penebaran variasi Delta, yang pertama kalinya dideteksi di India. Banyak negara di Asia, terhitung Thailand, Myanmar dan Bangladesh, sudah mengetahui variasi Delta di komune mereka dan banyak yang alami pandemi paling besar mereka.