Mengenal Sosok Kaisar Napoleon Bonaparte, Penakluk Eropa
Napoleon Bonaparte lahir pada 15 Agustus 1769 di Korsika, Prancis. Memiliki seorang ayah dan ibu yang bernama Carlo Maria di Buonaparte dan Maria Letizia Ramolino. Ayah Napoleon adalah pendukung pemimpin perlawanan Korsika yang bernama Pasquale Paoli. Ketika Paoli melarikan diri dari Korsika untuk menyelamatkan hidupnya, Carlo Buonaparte beralih kesetiaannya ke pihak Prancis.
Mengikuti jejak ayahnya, Napoleon memberikan dukungan kepada Pasquale Paoli, yang telah kembali ke korsika untuk memimpin kaum nasionalis dalam perang saudara. Napoleon dan Paoli berpisah dalam banyak hal, sehingga Napoleon sendiri menarik dukungannya dari kaum nasionalis dan memindahkan keluarganya ke Prancis, di mana mereka mengubah nama menjadi Bonaparte.
Napoleon Masuk Kehidupan Militer
Kembalinya Napoleon ke Prancis mendorong pembentukan ulang militer Prancis. Dia bergabung dengan unit militernya di Nice pada Juni 1793, dan memberikan dukungan politik kepada Jacobin, sebuah partai yang populer setelah Revolusi Prancis. Kaum Jacobin menjabat sebagai diktator untuk waktu yang singkat dalam apa yang kemudian dikenal sebagai “reign of terror”.
Untungnya Napoleon tidak disukai oleh kepemimpinan Jacobin. Dia kemudian diangkat menjadi komandan tentara dan menjadi penasihat militer yang dipercaya untuk pemerintah. Pada 1796 Angkatan Darat Italia, yang saat itu merupakan negara yang bekerja sama dengan Prancis, Napoleon mendapatkan kekuasaan untuk memimpin.
Menjelang Kekalahan Napoleon
Status perkawinan Napoleon berubah pada tahun 1810, ketika pernikahannya dengan Josephine dibatalkan karena ketidakmampuannya untuk memiliki anak laki-laki. Ia menikahi putri kaisar Austria, Marie Louise yang berumur 18 tahum di tahun yang sama. Pada tahun 1811 mereka memiliki seorang putra ynag namanya adlaah Napoleon II.
Kekuasaan militer Napoleon akan berakhir saat ini. Beberapa kekalahan yang dipimpinnya menghancurkan anggaran nasional Prancis, dan invasi musim dingin ke Rusia pada tahun 1812. Lebih dari 600.000 orang pasukan pergi dan hanya menyisakan kurang dari 10.000 orang saja. Kekalahan Napoleon memenuhi musuh-musuhnya hingga sebuah kudeta dicoba, tetapi gagal saat Napoleon bertempur di Rusia. Pada saat yang sama, pasukan Inggris menyapu wilayah Prancis.
Kehidupan Napoleon dengan cepat memburuk. Dengan sedikit minat selain membaca dan menulis, dia akhirnya memisahkan diri dari dunia luar. Pada tahun 1817 karena sakit maag atau kanker, kesehatan Napoleon mulai menurun drastis. Pada musim semi tahun 1821 dia dinyatakan meninggal dunia.